Langsung ke konten utama

APE sebagai alat pendukung pembelajaran bagi anak usia dini


Menurut pendapat Prof.Dr.Soegeng Santoso mengenai APE yaitu : Segala sesuatu yang dapat  digunakan sebagai sarana/media untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan (edukatif) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak
Manfaat APE yaitu :
1.      Membantu pertumbuhan fisik dan seluruh aspek perkembangan anak (Moral & Agama, Fisik, Kognitif, Bahasa, Sosial-Emosional).
2.     Mendorong aktifitas bermain yang berkualitas dan munculnya bakat yang dimiliki anak.
3.     Melatih kemampuan motorik
Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat, dan sebagainya.
4.     Melatih konsentrasi
Mainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun pasel, katakanlah, anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya -- ia tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.
5.     Mengenalkan konsep sebab akibat
Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat mendasar.
6.     Melatih bahasa dan wawasan
Permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
7.     Mengenalkan warna dan bentuk
Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai warna; biru, merah, hijau, dan lainnya.


Anak diberikan kesempatan berekplorasi untuk, merekatkan kedua belahan otaknya.
Berekplorasi memungkinkan anak menggunakan kedua belahan otak untuk menyampaikan informasi antara belahan otak kanan dan kiri. Alasan inilah yang menyebabkan anak usia dini harus diberikan kesempatan berekplorasi          untuk bisa belajar.
Mereka bisa belajar dan mendapatkan pengalaman dari kegiatan yang mereka lakukan.

 





Ada beberapa hal yang harus diketahui untuk kriteria pemilihan APE yaitu :
1.      Mengandung unsur pendidikan.
2.     Aman bagi anak.
3.     Sesuai minat dan kebutuhan anak.
4.     Sebaiknya beraneka macam, sehingga dapat mengembangkan kemampuan anak.
5.     Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan pada rentang usia anak    
6.     APE buatan sendiri diupayakan yang awet, mudah dibuat, bahannya mudah diperoleh dan mudah digunakan anak.
Penggunaan APE sesuai dengan karakteristik anak yaitu :
1.      Usia 0-6 bulan.  Masa umur ini secara umum anak mengeksplorasi lingkungan melalui suara, pengamatan, & sentuhan.
2.     Usia 7-12 bulan.  Anak umumnya dapat mengingat konsep sederhana sehingga anak suka kegiatan menyimpan & mengeluarkan benda, mencari benda yang disembunyikan, menirukan suara yang menarik dan melihat gambar
3.     Usia 12-18 bulan. Anak mulai menyukai tantangan untuk melakukan manipulasi & eksperimentasi, serta menikmati dongeng.
4.     Usia  18-24 bulan. Anak menghabiskan waktu dengan alat permainan yang dapat dikelola bebas oleh dirinya sendiri.
5.     Usia 2 - 3½ tahun, umumnya menyukai bongkar pasang & benda yang menguji kemampuan seperti lego, playdough, sosiodrama
6.     Usia 3½ - 5 tahun, senang  bermain bersama teman sebaya, permainan fisik, dan serba ingin tahu
7.     5 - 7 tahun : rasa ingin tahu bertambah besar dengan focus interest pada kegiatan sosial, sains, akademik lainnya
Penggunaan APE sesuai dengan konsep pengetahuan yaitu :
1.      Bahasa
a.    Mendengar
b.    Berbicara
c.    Membaca
d.    Menulis Pemahaman
e.    Pengertian buku dan bahan teks
f.     Keaksaraan sebagai sumber yang menyenangkan
2.     Matematika
a.    Mencocokkan
b.    Membandingkan dan Pengukuran
c.    Geometri dan Ruang
d.    Pola dan Hubungan
e.    Urutan Baku
f.     Penjumlahan & Pengurangan
g.    Konsep Bilangan
h.    Klasifikasi, Pengumpulan, Pengorganisasian, dan Penyajian data
3.     Sains
a.    Pengetahuan Fisik  
b.    Pengetahuan Kehidupan
c.    Alam dan Lingkungan
4.     Ilmu Sosial
a.    Anak belajar tentang Tempat dan Geografi
b.    Orang dan bagaimana mereka hidup
c.    Orang dan lingkungan
d.    Orang dan masa lalu
e.    Bagaimana berinteraksi dengan orang lain.
5.     Seni
Pengetahuan mengenai seni merupakan perpaduan   antara pekerjaan merancang,  kreativitas dan eksplorasi.
Kegiatan seni dikelompokkan dalam 4 bagian :
1.        Seni Tari
2.       Seni Musik
3.       Seni Peran
4.       Seni Rupa
APE bahan alam indoor bahan alam yaitu :
Semua benda dari alam yang digunakan sebagai alat permainan edukatif di dalam ruang, contoh :
1.         Cap dari Buah
2.        Mahkota daun dan roncean kalung bunga
3.        Alat Musik Bambu
4.        Alat Musik Bambu dan Tempurung Kelapa
5.        Mainan Yang Ditarik Dari : Pelepah Pisang, Kulit Jeruk Bali, dll
APE bahan alam outdoor yang langsung dipakai yaitu :
1.      Kolam air
Pendidik menyiapkan kolam yang akan digunakan untuk kegiatan ekplorasi anak (ingat kriteria pemilihan alat main, karakteristik anak serta konsep pengetahuan yang akan dikembangkan).
2.     Kebun untuk kegiatan lintas alam
3.     Membuat Kanal
4.     Pelepah pinang, pisang / kelapa
Aspek yang dikembangkan:
fisik motorik      (ketangkasan, kekuatan, keseimbangan)
sosial emosional   (kerjasama, intuisi, mental dan keberanian
APE bahan alam outdoor yang sudah diolah yaitu :
1.      Ayunan Tali Sabut Kelapa dan  Bola Pelepah pisang kering
2.     Terompah Tempurung Kelapa
3.     Mainan dari daun lontar
4.     Gasing dari Bambu
5.     Ayunan dari Kayu dan Bambu
6.     Batu Tumbuk/Penghalus
APE dari barang bekas yaitu :
APE yang dibuat dari barang/bahan yang sudah tidak terpakai lagi, misalnya : kardus bekas, botol plastik bekas, kantong plastik, plastik kemasan bekas, kertas bekas, dll
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat APE dari barang bekas
1.      Pastikan barang yang akan digunakan dalam kondisi bersih terutama untuk beberapa barang yang dibeli dari pemulung, misalnya botol-botol plastik bekas
2.     Pastikan tidak ada cairan/serbuk yang tersisa pada barang bekas yang akan digunakan misalnya pada plastik kemasan, botol, kaleng, dll
3.     Pastikan segi keamanannya, apakah ada sisi yang tajam, runcing, misalnya pada kaleng, tutup botol, dll
4.     Utamakan untuk menggunakan barang yang ada di sekitar kita dulu daripada membeli
Mengapa penting membuat APE dari barang bekas?
1.      Prinsip 3 R
Reduce             : mengurangi/menghemat
Reuse               : pakai kembali
Recycle             : daur ulang
2.     APE yang dibuat cenderung lebih murah
3.     Anak  dapat ikut terlibat didalam pembuatannya
4.     Dapat disesuaikan dengan perkembangan anak
5.     Pendidik di tuntut untuk selalu kreatif
6.     Mendukung program pengurangan sampah, penebangan pohon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Evaluasi Pembelajaran pada PAUD

Pendidikan A nak U sia D ini (PAUD) merupakan salah satu jenis kelembagaan pendidikan di Indonesia yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 28 dari undang-undang tersebut diungkapkan bahwa pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur formal adalah lembaga Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfal (RA) dan lembaga yang sederajat. Lembaga PAUD pada jalur non formal mencakup Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau lembaga sejenis. Adapun lembaga PAUD informal merupakan kegiatan PAUD yang dilaksanakan oleh keluarga. Kelompok Bermain sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan non formal juga harus mengacu pada program dan pelaksanaan pendidikan dengan landasan hukum seperti yang sudah disebutkan di atas. Hal tersebut mengharuskan pendidik Kelompok Bermain khususnya, tidak hanya melaksanakan pembelajaran akan teta

Standard Mendirikan Lembaga PAUD

Berdasarkan UU No. 20 Th 2003 Ttg Sisdiknas mengenai PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah : suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkem-bangan jasmani dan rohani  agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Jalur Penyelenggaraan PAUD (Pasal 28 UU No 20 Th 2003) Jalur  Pendidikan Formal Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat Jalur Pendidikan Nonformal  Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat Jalur Pendidikan Informal Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan Kapan Pendidikan Dimulai?